BAB 27
Tertabrak!

Risma sangat mengutuk tindakan Thomas yang menyuruh anak buahnya untuk memukuli Guntur, Gentar sampai bonyok. Risma tidak akan pernah memaafkan Thomas meski Thomas menangis di depannya dan meskipun Thomas membuat candi dalam satu malam pun Risma tidak akan pernah memaafkan Thomas.
Yang telah dilakukan Thomas sudah keterlaluan dan membuat Risma semakin muak dengannya. Risma menulis pesan singkat di ponselnya 'Thomas kita ketemu sekarang juga' tak lama Thomas membalas pesan singkat Risma dengan sangat cepat 'ok di mana Ris, di kafe?' Risma kembali membalas pesan Thomas 'kita ketemu di kebun teh lembang cikole'
Thomas merasakan aneh dengan pesan singkat yang terakhir Risma kirim, Risma mengajak Thomas bertemu di kebun teh bukan di kafe atau di mall, namun pikiran Thomas tertuju kalau Risma ingin tempat yang romantis buat mereka jadian.
'Ok aku segera ke sana' balas Thomas.
Risma menyimpan ponselnya di tas dan setelah itu Risma menemui Natasya dan si kembar.
"Maaf aku harus pergi, makasih ya udah mau bantu aku" ucap Risma.
"Kamu mau ke mana Ris?" Tanya Natasya.
"Aku ada keperluan mendadak, sekarang aku anterin kalian pulang dulu ya" sambung Risma.
Natasya dan si kembar hanya mengangguk mengerti setelah itu mereka masuk ke dalam mobil Risma, tak lama Mang Udin menancab pedal gas moilnya, mobil Risma melaju menuju rumah Natasya terlebih dahulu, karena rumah Natasya paling dekat dengan posisi mereka sekarang.
"Makasih ya Nat" ucap Risma di balik kaca mobil.
"Iya Ris sama-sama" tembal Natasya.
Setelah itu mobil Risma kembali melaju kini giliran menuju rumah Guntur, Gentar karena jarak rumah Natasya dan rumah Guntur tidak begitu jauh merekapun sampai di depan rumah Guntur, Gentar.
"Makasih ya Gun, Gen" ucap Risma.
"Nggak masuk dulu Ris?" Tawar Guntur.
"Enggak Gun nanti deh lain kali" sambung Risma setelah itu mobil Risma kembali melaju, Risma terliat begitu terburu-buru untuk menemui Thomas.
Hatinya sudah tidak sabar ingin meremas kepala dan memakannya secara perlahan, Risma tidak habis pikir kalau Thomas sejahat itu.
Mobil Risma melaju dengan kencang Mang Udin menerima perintah dari Risma untuk mengebut di jalanan.
Setelah sampai Risma segera menemui Thomas yang sudah menunghunya di tepi jalan, entah sejak kapan Thomas berada di sana yang jelas Thomas datang begitu cepat ke tempat pertemuannya.
"Ada apa Ris" Thomas membuka obrolan.
"Maksud kamu apa nyuruh orang buat mukuli Guntur" ketus Risma tanpa berlama-lama lagi Risma langsung ke inti permasalahannya.
Thomas mengerutkan dahinya dia heran kenapa Risma datang langsung memarahinya "Maksud kamu?"
Risma melipat tangannya di dada, matanya sudah menatap penuh emosi. "Jangan pura-pura nggak tau, aku udah tau semuanya"
"Ya apa buktinya" Thomas mencoba mengelak.
"Aku udah iket dua anak buah kamu, dan mereka yang kasih tau siapa dalang dari semuanya" emosi Risma semakin menggebu-gebu "Kamu jahat Thomas, aku nggak sudi nikah sama kamu"
"Tapiii Ris aku punya alasan kenapa aku lakuin itu" lagi-lagi Thomas mengelak "Aku nggak mau kamu gaul sama anak berandalan kayak mereka"
"Eh Thomas, yang berandalan itu kamu bukan Guntur!" Tegas Risma.
Thomas menempelkan kedua tangannya di bahu Risma dan mentap Risma yang sedang emosi "Aku tuh cinta sama kamu"
Risma segera menurunkan kedua tangan Thomas di bahunya "Aku nggak butuh cinta kamu, mulai sekarang jangan pernah ke ruamah dan ajak aku ketemuan lagi" setelah itu Risma pergi dengan setengah berlalari menuju mobilnya dan menyebrang jalanan yang sedang sepi, namun saat Risma berada di tengah jalan sebuah mobil dengan cepat melintas dan BRRRUUUAAAAKKK Risma tertabrak mobil sampai terlempar ke sisi jalan, kepalanya berdarah akibat terbentur batu di tepi jalan dengan cepat Mang Udin membawa Risma menuju rumah sakit terdekat.
Mang Udin segera menelepon Bu Nadia dan memberi kabar kalau Risma tertabrak mobil "Hallo Bu"
"Iya ada apa Mang" tanya balik Bu Nadia.
"Anu Bu neng Risma-"
"Risma kenapa?"
"Neng Risma kecelakaan ke tabrak mobil, sekarang sudah di rumah sakit Bu"
"Kok bisa Mang ya udah saya kesana sekarang" setelah itu Bu Nadia menutup teleponnya dan segera menuju rumah sakit yang telah di beri tahu Mang Udin lewat sms.
Risma berbaring lemas di IGD para suster dan dokter sebisa mungkin menyelamatkan Risma, semua alat kesehtan telah tertempel di tubuhnya.
Bu Nadia sampai di rumah sakit dengan terburu-buru berjalan menuju IGD rumah sakit.
Bu Nadia menemui Mang Udin yang sedang menunggu di luar ruangan. "gimana Risma Mang" tanya Bu Nadia dengan panik.
Mang Udin segera berdiri dari tempat duduknya "Udah di tangani sama dokter Bu" ucap Mang Udin.
"Kenapa Risma bisa tertabrak mobil?"
"Anuu Bu tadi saya teh liat neng Risma lagi ribut sama den Thomas di pinggir jalan, pas neng Risma mau pergi ke mobil ada mobil yang maju cepet sampe nabrak neng Risma Bu"
Bu nadi bingung kenapa Risma dan Thomas bisa cekcok, apalagi mereka cekcok di jalanan bukan di caffe atau mall.
"Thomasnya ke mana sekarang?"
"Thomas pergi dari tadi juga nggak ikut ke sini"
Bu Nadia sangat kecewa dengan Thomas, bukannya mengantar Risma ke rumah sakit tapi malah pergi begitu saja, ternyata Bu Nadia memang salah memilih Thomas untuk dekat dengan Risma.
*****
Natasya begitu cepat melajukan motornya, setelah menerima sms dari Mang Udin Natasya segera pergi ke rumah Guntur, Gentar untuk mengajak mereka menemui Risma.
Natasya dengan tergesa-gesa mengetuk pintu rumah Guntur, Gentar. "asalamualaikum"
Tak lama Gentar datang membukakan pintu rumah "loh kamu kenapa?" Tanya Gentar.
"Risma Gen-" Natasya menggantungkan ucpannya.
"Risma kenapa?"
"Risma kecelakan dan sekranag di rumah sakit" ucap Natasya dengan biegitu panik.
"Bentar aku kasih tau dulu Guntur" setelah itu Gentar masuk ke dalam kamarnya dan memberi tahu kakaknya.
"Ya udah aku sama Natasya pergi duluan pake motor, kamu nanti nyusul" ucap Guntur yang sudah siap untuk berangkat.
Gentar hanya mengangguk mengerti setelah itu Natasya dan Guntur dengan segera pergi ke rumah sakit.
Setelah sampai rumah sakit Natasya dan Guntur segera mencari ruang IGD di rumah sakit, Natasya melihat Bu Nadia dan Mang Udin sedang terduduk lemas di depan ruangan IGD.
"Gimana tante" tanya Natasya setelah sampai di depan ruangan IGD.
"Udah di tangani dokter Nat, eh kamu Natasya temennya Risma kan?" Tanya balik Bu Nadia.
Natasya mengangguk pelan "iya Bu saya temen Risma"
"Kamu ngapain ke sini" Bu Nadia menoleh ke arah Guntur yang berdiri di samping Natasya.
"Maaf tante aku cuman mau pastiin ke adaan Risma aja"
Bu Nadia menatap Guntur sebal "Nggak perlu Risma udah di tangani sama dokter" ketus Bu Nadia.
Seorang dokter keluar dari ruangan IGD dan Bu Nadia segera menanyakan ke adaan anaknya.
"Gimana dok?" Tanya Bu Nadia.
"Lukanya cukup parah ada benturan di kepalanya"
"Tapi nggak bakalan amnesia kan dok?"
"Sepertinya tidak, tapi kemungkinan Risma akan lupa beberpa hal di hidupnya" ucap dokter.
"Terus gimana dong dok?"
"Harus ada orang yang sangat dekat dengan dia untuk memulihkan ingatannya menjadi normal kembali, ya sudah saya permisi dulu" dokter pergi meninggalkan ruangan IGD.
Bu Nadia yakin kalau dirinya bisa memulihkan ingatan Risma menjadi normal kembali karena Bu Nadia adalah Ibunya sendiri.
Setelah mendapat penangan di IGD Risma di pindah ke ruangan perawatan Risma di bawa ke ruangan anggrek ruangan kelas satu rumah sakit tersebut.
"Ris kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Bu Nadia sembari mengusap halus tangan Risma.
"Guntur mana Ma?" Hal yang pertama kali di tanyakan Guntur, bukan Bu Nadia Thomas apalgi menanyakan siapa presiden RI sekarang.
"Kok kamu langsung nanya dia?"
"Aku pengen ketemu Guntur Ma" ucap Risma.
Bu Nadia tidak tega untuk melarang anaknya yang sedang sakit sperti ini, dengan terpaksa Bu Nadia memanggil Guntur yang sudah menunggu di luar bersama Natasya.
"Heh Guntur Risma nanyain kamu, saya kasih kamu kesempatan buat ke temu sama Risma tapi sekali ini saja" ketus Bu Nadia setelah menemui Guntur di luar.
Guntur hanya mengangguk setelah itu masuk kedalam ruangan Risma.
"Gimana Ris mendingan?" Tanya Guntur sembari berjalan menghampiri Risma.
"Kayaknya sih gitu Gun"
Guntur duduk di kursi samping kasur Risma "Kamu yang kuat ya" sahut Guntur dengan senyum manisnya.
"Iya tapi jangan tinggalin aku di sini buat satu malem ini aja" pinta Risma.
"Maksudnya aku nginep di sini?" Tanya balik Guntur.
"Iya itu juga kalau kamu mau" tambah Risma.
"Aku sih mau tapi mama kamu ngijinin nggak"
Risma tersenyum manis mendengar jawab Guntur tadi "Masalah mama, biar aku yang ngatur yang penting kamu temenin aku di sini"
Bu Nadia penasaran dengan obrolan Risma dan Guntur di dalam, Bu Nadia mengintip dari kaca pintun kamar rumah sakit, Bu Nadia melihat Risma yang tersenyum saat bertemu dengan Guntur, tangan Risma memegang erat tangan Guntur seperti tidak ingin kehilangannya, Bu Nadia mulai bisa menerima kalau Risma menyukai Guntur, karena cinta tidak melihat siapa dan dari kalangan mana. Bu Nadia masuk ke dalam ruangan menemui Risma dan Guntur di dalam.
"Ma Guntur boleh kan temenin Risma di sini buat malem ini aja" pinta Risma.
Bu Nadia tersenyum tidak bisa berbuat apa lagi permintaan Risma sangat sederhan hanya ingin di temani Guntur untuk malam ini saja.
"Kalau Guntur mau ya mama boleh-boleh aja" jawab Bu Nadia.
Risma tersenyum penuh arti akhirnya Bu Nadia mengijinkan Risma untuk berdekatan dengan Guntur.
"Mama keluar dulu ya" setelah itu Bu Nadia pergi dari ruangan, setelah Bu Nadia pergi giliran Gentar dan Natasya yang masuk kedalam melihat keadaan Risma.
"Eh Ris gimana udah mendingan" tanya Natasya.
"Udah Nat udah mendingan"
"Maaf ya Ris saya teh telat tadi pas ke sini ban angkotnya bocor jadi saya teh jalan kaki" ujar Gentar.
"Iya nggak apa-apa Gen"
"Kok kamu bisa sih ke tabrak mobil gitu?" tanya Natasya lagi.
"Nggak tau aku juga nggak inget, yang aku inget aku marahin Thomas dan pas mau pulang aku udah nggak sadar" aku Risma.
"Kamu marahin Thomas Ris?" Guntur mengerutkan dahinya.
"Iya aku nggak suka kalu dia berbuat jahat kayak gitu sama kalian"
Guntur, Gentar merasa bersalah karena mereka Risma sangat marah dengan Thomas sampai-sampai Risma tertabrak mobil.
"Maafin kita ya Ris, gara-gara kita kamu jadi gini" sahut Guntur.
Risma hanya tersenyum mendengar permintaan maaf dari Guntur "Kalian nggak salah yang salah aku"
"Udah Ris cewek nggak pernah salah dan selalu benar, biarakan saya dan Guntur yang salah karena kita cowok Ris"
Mendengar pengakuan Gentar semua tertawa, setidaknya celotehan Gentar bisa menghibur Risma yang sedang sakit dan berbaring lemas di kasur rumah sakit.
BAB Selanjutnya>>>
Daftar isi