Bab 4
Bagian 11
(27 Maret,Pukul 07.40,Kota Ruben)
“..Aku berangkat dahulu,Bi..,”ucap anak laki-laki berambut putih tersebut seraya meraih gagang pintu utama rumah ini.
Bibi May yang mendengar itu lalu tersenyum,”..Iya,hati-hati.Semoga dihari pertamamu di akademi beruntung..,”balas Bibi May.
“..Iya,aku harap demikian,”
Noel lalu segera menarik gagang pintu tersebut dan melangkah keluar rumah.Dia segera melangkahkan kakinya mengingat hari kian siang,tak kala cahaya kuning solus yang kian terang dan hangat.Seperti biasa,jalanan utama kota kini sudah dipadati oleh aktivitas-aktivitas penduduknya yang memanfaatkan kendaraan beroda dua kereta maupun gerobak angkut dan seekor kuda.Lalu,jalan setapak yang berada dimasing-masing bahu jalan nampak ramai penduduk kota maupun warga sipil yang tengah menjalani hari mereka.Udara malam kota Ruben masih tersisa,namun perlahan mulai menguap dan kian hangat terkena cahaya solus yang kering.
Para penduduk kota Ruben hari ini entah mengapa banyak dari mereka yang menyimpulkan bibir mereka.Apakah ini karena diantara para pejalan kaki yang lewat dijalan setapak kota Ruben,nampak para anak-anak usia enam-belas-tahun hingga delapan-belas-tahun memakai sebuah jubah penyihir yang berwarna hitam?Dengan kemeja putih dibalik jubah hitam tersebut,sebuah dasi dengan bentuk penahan seperti sebuah segitiga terbalik berwarna kuning.
Mereka kini telah resmi menjadi murid di Akademi Sihir Kota Ruben setelah sehari lalu mendaftar dan mengikuti serangkaian tes berupa ujian lisan,tertulis,dan praktik.Itu berarti,bagi mereka yang lulus setelah menyelesaikan ketiga tes tersebut,maka dapat dikatakan layak menjadi seorang penyihir tingkat tinggi dimasa depan.Untuk saat ini,bagi mereka yang lulus bisa berbangga diri dan bersyukur karena bisa lulus dalam tes tersebut.Tak lupa,pastinya masing-masing orang tua mereka sangat membanggakan hal itu.
Dari total lebih dari 1000 orang pendaftar,Akademi Sihir Kota Ruben yang tersohor dengan tingkat kelulusan mencapai presentase menembus angka 90% hanya menerima Begginer Mage baru sebanyak 200 murid.Dinegara Ruia,memiliki banyak Akademi Sihir ditiap kota.Namun,tentu saja dari puluhan Akademi Sihir pastinya memiliki satu yang terbaik.Salah satunya adalah Akademi Sihir dikota Ruben ini.
Dianggap memiliki kualitas tinggi jika merupakan lulusan Akademi tersebut,peluang masuk kedalam dan bekerja dikerajaan pusat dinegara Ruia terbuka luas,dan ada beberapa keuntungan lain.Semua kelebihan tersebut bisa didapatkan karena para guru maupun mahaguru yang begitu profesional dalam mengajarkan ilmu-ilmu sihir.Lalu,didukung fasilitas Akademi kelas Sihir yang memadai dan menggunakan teknologi paling terbaru,tak lupa letak geografis Akademi tersebut yang memiliki keunikan tersendiri.
Tentu saja,pendaftar calon Begginer Mage Akademi Sihir Kota Ruben tak hanya berasal dari kota Ruben saja.Para calon pendaftar pun banyak yang berasal dari kota lain yang berada dinegara Ruia.Sebenarnya,ada beberapa Akademi Sihir yang memiliki kualitas sama dengan Akademi Sihir dikota Ruben.Namun,entah mengapa Akademi dikota Ruben memiliki daya tarik tersendiri bagi calon Begginer Mage.Terlepas dari kualitas unggul Akademi ini,mungkin karena suasana kota dan penduduknya yang ramah.
Hawa sejuk nan dingin perbukitan Canopus,kicauan burung Albrin yang memiliki bulu lembut berwarna emas,dan kejernihan serta rasa segar dari mata air sungai Altair.Mungkin,keindahan alam tersebutlah yang menjadi faktor pemikat kota Ruben.Tak lupa penduduk kotanya yang ramah dan murah senyum,kota yang merupakan pusat perdagangan gabungan tiga kota dinegra Ruia,dan kota terdekat dengan ibu kota negara Ruia,yaitu Asgardia.Tak lupa,arsitektur kota yang kian modern membuat semua mata memandang akan betah berlama-lama disini karena banyak model bangunan yang semakin diperbaharui.
Tak lupa,ditengah pusat kota Ruben ada sebuah air mancur yang dibangun ditengah taman yang memiliki ragam macam bunga yang indah.Ruang terbuka hijau yang nyaman dan sangat bersih untuk bersantai,jika saat malam tiba air mancur yang meluncur keudara akan berubah warnanya sebanyak 10 kali dalam 60 detik.Ditambah,berdirinya perumahan mewah yang banyak ditempati oleh para saudagar kaya dan bangsawan,yaitu perumahan Himeltoon.Tak ada yang tidak mengetahui bangunan yang bak istana maupun mansion ini.Setiap mereka mendengar kata perumahan,pastinya mereka segera menyebutnya Himeltoon.
Sementara itu,anak laki-laki berambut putih yang sedaritadi berjalan kini sudah sampai ditempat yang ia tuju.Melewati pintu gerbang dan mulai memasuki area Akademi.Didepan bangunan utama Akademi ini,terdapat sebuah patung berbentuk manusia yang memakai jubbah tengah berpose gagah dan anggun.Tak lupa sebuah Magic Tool yang berupa tongkat sihir dipegang oleh patung tersebut ditangan kanannya.
“..Hei lihat..,”
“..Rambut putih,pasti penyihir murni keturuan element air..,”
“..Sangat beruntung dia bisa diterima diakademi ini,”
Noel dengan mencoba tenang dan acuh pun melewati para Begginer Mage yang tengah berkumpul dilobby akademi.Anak laki-laki berambut putih ini segera menatap papan sihir yang berisikan informasi letak dimana kelasnya.
“..Begginer-4,ya..,”gumamnya.
Noel pun segera membenarkan jubah penyihirnya dan meninggalkan lobby akademi untuk menuju kelasnya.Saat Noel tengah berjalan menaiki tangga,tiba-tiba seseorang menabraknya dari arah yang berlawanan pada bagian pundak menjadikan Noel agak terkejut dan terdorong kesamping untuk beberapa saat.
“…?,”Noel hanya diam dan menoleh kepada seseorang yang menabraknya.
“Rambut putih itu..Kau,seorang penyihir murni element air kah?,”tanya anak laki-laki berambut merah gelap tersebut.
“..Iya,ada apa?,”balas Noel tenang.
Beberapa Begginer Mage yang tadinya sibuk dengan aktivitas mereka disekitar tangga pun seketika mengalihkan perhatian mereka menuju mereka berdua.
“..Jika bisa sampai disini,itu berarti kau telah melakukan yang terbaik dan semampumu kan?,”ucap nya seraya menatap Noel lurus.
Noel sama sekali tidak berniat dan tertarik untuk menyulut api permusuhan.Namun,entah mengapa kenyataan yang ada didalam dirinya kini mulai menolak untuk direndahkan.Tetap saja,anak laki-laki berambut putih ini sama sekali tidak berminat akan hal ini.
“..Entahlah,mungkin aku beruntung..?,”balas Noel seraya mengalihkan pandangan matanya.
“..Kuharap juga seperti itu.Namun..,”
“….?,”
“..Tidak,lupakan..,”ujarnya seraya mulai membalik tubuhnya.
Noel pun hanya diam dan berniat meneruskan langkah kakinya saat mengira jika gencatan senjata ini telah berakhir wajar.Saat ia hendak memulai langkah awalnya untuk menaiki anak tangga selanjutnya.Tiba-tiba,anak laki-laki berambut merah gelap itu membalik tubuhnya lagi seraya mlirik kearah Noel.
“..Tunggu.,”
Noel pun seketika menuntaskan langkah kaki pertamanya dan menoleh kebelakang tanpa ada niatan untuk membalik tubuhnya.
“..Apa lagi?,”
“Siapa namamu..?,”
“..Noellis,”
“..Noellis,kah?Aku Adelt..senang bertemu denganmu..,”
“..Begitu,kah?Sampai jumpa,Adelt..,”balas Noel seraya kembali melangkah.
“..Yeah,”
Bagian 12
(27 Maret,Pukul 10.50,Kota Ruben,Akademi Sihir kota Ruben)
Adelt,ya?Anak laki-laki berambut merah gelap dengan bola mata berwarna coklat.Wajahnya selalu menampakan kesan angkuh dan seakan tahu segalanya,jika dilihat dari ciri fisiknya mungkin dia keturunan murni penyihir element api.Dan tentu saja,sepertinya dia kuat.
Apa maksud perkataannya tadi?Saat dengan sengaja menahan sesuatu dilisannya dan membatalkannya untuk diberitahukannya padaku?Bersyukur aku sudah kian terbiasa dengan keadaan seperti tadi,akupun bisa menghadapinya dengan tenang dan rasional.Tanpa melibatkan perasaan pribadiku secara berlebihan,aku mampu menjawab dengan tenang dan jernih tiap kalimatnya.
Sepertinya,aku tak perlu memikirkannya hingga berlarut-larut.Dibenci dan membenci seseorang adalah bagian dari kehidupan.Lagipula,ada hal lain yang sepertinya aku cemaskan.Ya,aku sama sekali belum memiliki teman dikelas Begginer-4.Terduduk sendirian dibangku yang terbuat dari kayu jati dan meja dengan bahan yang sama.Dan lihatlah mereka,maksudku calon teman-temanku.
Mereka nampak seru membisikan sesuatu dan sesekali mlirik kearahku dengan tatapan merendahkan.Kira-kira,apa yang coba mereka cari dari ku kini?Aku hanya mengepalkan masing-masing telapak tangan ku yang berada diatas meja dan menunduk.Aku tidak membenci mereka yang membicarakan hal buruk tentangku,aku hanya membenci situasi dan perasaan yang muncul dan timbul saat hal-hal menyebalkan ini menimpaku.
Saat aku tengah menahan rasa mual yang kian kuat,tiba-tiba suasana ruang kelas menjadi hening.Aku saat ini menunduk dan menutup kedua kelopak mataku berharap rasa mual dan emosi sesaat ini menghilang.Saat aku tengah menahan semua ini,seseorang menyentuh lembut punggung telapak tangan kananku.Ini sangat lembut dan hangat,aku lalu segera membuka kedua kelopak mataku dan mengangkat kepalaku.
“..Kau baik-baik saja,Noel?,”tanyanya agak cemas.
“..Nayla,kah?,”gumamku menyebut pemilik sentuhan lembut ini.
“..Ayo,”ajak Nayla.
Aku yang mendengar itupun kebingungan,”..Kemana?,”
Nayla lalu menarik-narik lengan jubah penyihirku,”..Sudahlah,ayo ikut saja,”
Aku pun mengangguk seraya berdiri.Apakah ini tidak apa-apa?Batinku seraya mengikuti Nayla berjalan.Aku bersungguh-sungguh untuk memikirkan ini.Begginer Mage kelas ini pun sedaritadi tidak melepaskan pandangan mata mereka kearah Nayla.Aku tidak ingin citra baik Nayla menjadi jatuh memburuk karena dia bergaul denganku dilingkungan Akademi.Namun,jika aku mengatakan apa yang sesungguhnya aku pikirkan saat ini juga.Maka itu akan lebih buruk akibatnya,oleh karena itu aku tetap diam dan menjaga sikap saat berjalan mengikuti gadis berambut hijau daun ini.
Saat aku dan Nayla hendak melangkah menuju pintu kelas,dari arah depan.Lebih tepatnya dari arah beralawanan denganku,muncullah seorang gadis yang nampaknya seumuran denganku masuk kedalam kelas.Gadis dengan rambut berwarna perak keunguan sepanjang pinggangnya,bola mata berwarna ungu cerah,dan nampak begitu sangat cantik wajahnya.Rambut disekitar telinganya yang menjuntai kebawah selebar dua jari membuatnya semakin anggun,bentuk mata yang elegan dan modis pada bulu matanya.Tak menyadarinya,gadis berambut perak itu pun ternyata tengah ikut menatapku.Tapi,apa itu?
Maksudku,tatapan dan ekspresi wajahnya yang ia tampakan saat ia menatapku.Makna dan perasaan yang disembunyikan ole gadis berambut perak tersebut melalui tatapan matanya kearahku,apakah itu?
Gadis itu segera berhenti melangkah tepat dibibir pintu dan kian mematung.Walaupun hanya terjadi begitu cepat,saat aku dan Nayla melewatinya dan berakhir keluar kelas.Aku hanya menganggukan kepalaku sebagai tanda santunan umum dan melewatinya.Ini aneh,bukan hanya gadis berambut perak itu saja yang aneh.Namun,aku juga.Aku merasa,apakah aku pernah bertemu dengannya sebelumnya?Walaupun hanya sebatas intuisi,tapi entah mengapa sepertinya rambut perak itu tidak asing dimataku.
Setelah keluar kelas,Nayla berjalan menuju arah lorong yang akan menghubungkan lantai dua dengan lantai dasar.Aku beberapa kali memperhatikan Nayla saat dia tengah berjalan didepanku.Rambut hijau miliknya yang sepanjang punggung begitu nampak halus,jubah penyihir wanitanya yang berwarna hitam menutupi tubuhnya hingga lutut.Rok yang lebih mirip seperti Acordian Skirt itu menambah kesan feminim dan sopan dipakai karena sepanjang mata kaki.Sepatu hitam dengan model terbuka pada bagian atasnya nampak nyaman dipakai,kaki putihnya pun dibalut kaos kaki putih.
Sementara aku hanya mengikutinya,sesekali Nayla menolehkan kepalanya kesamping kanan dan kiri.Dihari awal ini,segala kegiatan pembelajaran ilmu sihir masih belum dimulai.Kami diperbolehkan berkeliling seluruh gedung dan bangunan diakademi sepuas kami.Arsitektur bangunan utama Akademi ini begitu klasik dan mewah,tentu saja sama sekali tidak meluntutkan tema bangunan tempat bagi para penyihir mempelajari ilmu sihirnya.
“..Nah,kita sampai..,”ucap Nayla tiba-tiba seraya menghentikan langkah kakinya.
“..Hmm,”aku lalu segera membaca papan kayu selebar dua-puluh centimeter yang tergantung diatas pintu
utama ruangan ini.
“..Ayo masuk,pasti banyak buku-buku yang bisa dipelajari disini,”ujar Nayla senang seraya melangkah terlebih dahulu dan meninggalkanku dibibir pintu.
“..Perpustakaan,ya..,”aku lalu segera menyusul Nayla melangkah.
Bagian 13
(27 Maret,Pukul 11.50,Kota Ruben,Ruang kelas Beggier-4)
“..Permisi,bolehkah aku bertanya sesuatu?,”tanya sopan gadis berambut perak.
“..Ahh iya,tentu saja..,”balas seorang gadis berambut sepundak berwarna coklat yang tengah sibuk membaca buku.
“..A..anu..,apa benar ada seorang anak laki-laki yang berambut putih dikelas ini?,”
“..Iya,itu benar.Memangnya kenapa?,”
Gadis berambut perak ini pun tersenyum seraya kedua bola matanya berbinar,”..Be..benarkah?Kalau begitu apa kau tahu dimana dia duduk?,”
“..Sepertinya,bangku atas bagian pojok,”jawab gadis berambut coklat tersebut seraya menunjuk salah satu bangku kosong yang berada dibagia atas pojok.
“..Begitu,ya..Terimakasih banyak,maaf sudah mengganggumu..,”ucap gadis berambut perak ini seraya menundukan kepalanya sesaat.
“..Iya,tidak apa-apa.Sepertinya,kita belum berkenalan ya..?,”
Gadis berambut perak ini pun segera mengangkat pundaknya dan seakan baru menyadari itu.Wajahnya yang seputih salju perlahan-lahan mulai memerah.Gadis ini segera menundukan kepalanya seraya meminta maaf.
“..Ak..aku minta maaf,padahal aku sudah banyak bertanya tapi aku belum memberithu namaku.Kalau begitu.Perkenalkan,namaku Nathalina..,”ucapnya seraya mengulurkan jabat tangannya.
Gadis berambut coklat ini pun segera berdiri dari posisi duduknya dan merasa sungkan karena menyaksikan sikap gadis yang baru ia temui sangat sopan.
“..Ahh tak perlu berlebihan,ayo angkat kepalamu Nathalina..,”
Nathalina segera mengangkat kepalanya dan membenarkan posisi berdirinya.Lalu gadis berambut coklat yang ada didepannya meraih telapak tangan kanannya seraya tersenyum.
“..Aku Karenina,panggil Karen saja,ya,”
“..Ka..kalau begitu,kau juga bisa memanggilku Lina saja.Karen..,”
“..Wahh benarkah,terimakasih.Aku sangat senang bisa menjadi sedekat ini dalam waktu yang singkat..,”
“..Iya,aku juga.Mohon bantunnya ya,untuk 2 tahun kedepan..,”
“..Iya,aku juga..,”
Mereka lalu melanjutkan perbincangan mereka.Lina nampak begitu senang hari ini,entah rasa senang ini ia peroleh dan datang darimana.Yang pasti,bertemu dengan sosok yang selama ini ia cari sudah merupakan awal rasa senangnya muncul.Biasanya,ia akan kesulitan bebicara dengan orang asing disekitarnya.Namun,entah dorongan karena rasa ingin tahu didalam dirinya selama ini.Membuat dirinya tergerak untuk mencari tahunya melalui orang lain.
Lina yang kini masih duduk disamping Karen lalu sesekali melihat kearah pintu kelas ini.Entah mengapa tiap kali gadis ini mengalihkan pandangannya antara kearah pintu dan tempat duduk anak laki-laki berambut putih itu secara bergantian,dirinya selalu ingin tersenyum dan menanti-nanti perasaan bahagia yang timbul karenanya.Beberapa Begginer Mage laki-laki yang melihat tak henti-hentinya bersorak karena ada gadis cantik yang sepertinya gadis bangsawan menempati kelas ini.
“..Hei,Lina.Kenapa kau begitu senang tiap kali kau melihat kearah tempat duduk anak laki-laki itu?,”tanya Karena kepada teman barunya.
Lina yang mendengar itupun merona pada wajahnya dan tersnyum penuh arti,”..Itu..rahasia..,”balasnya seraya menunduk malu.
“..Begitu,ya.Jika dilihat,anak laki-laki itu memang tampan ya..,”ledek Karen.
“..Be..benarkah?,”
“..Iya,apalagi rambut putihnya.,”
“..Be..begitu,ya..,”balas Lina pelan.
“..Namun,apa tidak apa-apa?,”tanya Karen pelan dan seperti ingin memastikan sesuatu.
Lina lalu menoleh dan menatap Karen bingung,”..Apa maksudmu?,”
“..Rambut putih itu,kau tahu kan apa maksudku..,”
Lina yang mendengar itu lalu mengalihkan pandangan matanya dan menggigit bibir bawahnya.”..Memangnya kenapa,apa ada yang salah dengan hal itu?,”batin gadis ini seraya mengepalkan masing-masing telapak tangannya.
“..Aku tidak peduli dengan itu,”jawab Lina tegas seraya mengangkat kepalanya.
“..Kau..bersungguh-sungguh?,”
“..Iya.Lagipula,itu sudah lama telah terjadi,dan aku hingga sekarang tak memperayai alasan Perang Suci perama bisa terjadi,hingga kini..,”ucap Lina agak keras.Entah mengapa,gadis berambut ini merasa tidak menyukai seseorang yang tiba-tiba masih saja mempermasalahkan hal itu.
Dirinya yang biasanya acuh dan tidak terlalu terobsesi dengan latar belakang seseorang,kini nampaknya merasa bagaikan tersulut api.Begginer Mage laki-laki maupun perempuan yang kebetulan berada didalam kelas pun memusatkan pandangan mereka kearah Lina.Entah keberanian dan dorongan darimana,Lina tiba-tiba seakan lupa akan siapa dirinya sebenarnya.
“..Lina,kau bicara terlalu keras..,”ucap Karen seraya menatap sekelilingnya.
“..Hei kau dengar itu..,”
“..Apa maksudnya,dia tidak percaya..,”
“..Hei teman-teman,apa dia telah dihasut oleh anak laki-laki itu?,”celetuk seorang anak laki-laki berambut abu-abu dari arah belakang.
Lina yang mendengar itu segera berdiri dari posisi duduknya dengan kasar.Mengakibatkan,bangku yang terbuat dari kayu jati itu berdecit kasar.
“..Greekk!,”
“..Kau yang ada disana,bisa kau ulangi dan katakan lebih keras apa yang tadi kau katakan?,”ucap Lina seraya menoleh kebelakang.
Anak laki-laki berambut abu-abu itu pun agak terkejut dengan sikap Lina.
“..A..apa aku yang kau maksud?,”
“..Siapa lagi,sudah jelas bukan?Tuan bermulut runcing,berbicara seolah kau tahu segalanya hingga kau mengatakan sesuatu yang berlebihan dan tidak sopan,”
Karen yang mendengar itupun merasa sungkan.Mungkin,kata-kata darinya yang membuat Lina menjadi terpancing emosi seperti ini.
“..Rasanya sia-sia,jika kalian semua diterima masuk oleh Akademi Sihir kota Ruben.Jika kalian masih saja memiliki pikiran layaknya anak kecil..,”ucap Lina lagi.Sungguh,gadis ini benar-benar tersulut emosinya.
“..Hei-hei,nona..kupikir kau berlebihan dalam hal-,”tambah seorang anak laki-laki berambut hitam.
Lina lalu segera melirik kearah anak laki-laki tersebut,”..Yang berlebihan itu..,kalian bukan?,”balasnya cepat.
“..Ehh?!,”
“..Kalian semua,terlalu berlarut-larut dalam memikirkan sejarah itu.Seolah-olah,kalianlah yang menjadi korbannya.Lihatlah kenyataannya.Bukankah,selama ini kalian yang berlebihan?,”
“..Lina,aku mengerti perasaanmu tapi kau tidak seharusnya mengucapkan hal itu..,”lerai Karen seraya berdiri.
“..Karenina,kau bilang mengerti perasaanku?Apa kalian mengerti perasaannya juga?Egois sekali kalian,melakukan segala tingkah laku kalian tanpa memikirkan perasaannya..,”balasnya seraya menatap Karen.
“…?,”Gadis berambut coklat itupun mengangkat pundaknya karena terkejut.
“..Tadi kau bilang,dia diam saja dan selalu menunduk kan?Itu karena dia takut,takut terhadap tatapan kalian yang sangat tidak ramah,seakan menolak keberadaannya melalui tatapan kalian yang dilihatnya kian merendahkan..,”
“..Bukankah,dia pantas mendapatkannya?!,”
“..Pantas?Lucu sekali..Apa yang membuatmu begitu terobsesi membuatnya menderita?Apakah kedua orang tua mu banting tulang dan membiayai mu di akademi ini hanya untuk membuatmu menyaksikan dan berperan menyakiti orang lain?,”
“…?,”
“..Oleh karena itu,sejak dini.Belajarlah berpikir menggunakan sudut pandang yang berbeda.Jangan terlalu mementingkan diri sendiri dan menggunkan sudut pandang kalian saja..,”
“..Selama ini,aku selalu ingin menanyakan ini kepada manusia yang memiliki pemikiran kejam seperti kalian.Jadi,apa yang kalian dapat setelah melukainya?,”sambung Lina tetap pada posisinya.
Tatatapan tak percaya para teman-temannya tak menyurutkan tekad Lina untuk membantah apa yang ia anggap benar.Meski ini akan membuat buruk reputasinya di akademi sejak hari pertama,gadis bermata violet ini tak mempedulikan itu lagi.Selagi ada kesempatan untuk mengatakannya,ia tak akan menunggu lebih lama lagi.Membuang segala kebimbangan yang ada untuk menuntaskan apa yang selama ini ia pikirkan,saat mulai memahami kehidupan didunia yang penuh ketidak adilan ini.
“..Melukai?Apa maksudmu,kami tidak melakukan hal semacam kekerasa padanya ..,”
“..Pendek sekali pemikiranmu,sampai tak tahu kegunaan kata kiasan.Kau membicarakan sesuatu yang buruk tentangnya,kau mengucilkannya,dan kau masih berkata kau tidak melakukan apapun?,”
“….App..apa?,”
“..Apa?Kalian semua diam,bisakah kalian menjawab pertanyaanku barusan?,”
Semua seketika hening dan hanya tarikan nafas mereka masing-masing yang terdengar.Lina pun tersenyum kecut dan mengela nafas panjang.
“..Menyedihkan,kalian berarti selama ini telah melakukan sesuatu yang sama dan kesalahan yang sama berulang-ulang.Kini aku yang heran,apa otak kalian tidak lagi berfungsi sampai-sampai kalian dengan senang hati melakukan sesuatu yang telah lama kalian lakukan,tapi kalian sendiri tidak tahu apa manfaatnya dan hasilnya..,”
“..Nathalina..,”ucap Karen tiba-tiba.
“..Ada apa,Karenina?,”
“..Aku..aku,minta maaf,sungguh..aku minta maaf..,”ucap Karen seraya menundukan kepalanya.
“..Hmmm?Apa ini,kenapa dengan kalian semua?Merasa bersalah?,”ucap Lina seraya menatap seluruh
Begginer Mage yang saat ini bermuka masam.
“..Maaf kan aku..tidak,maksudku..maafkan kami semua..,”ulangi Karen meminta maaf.
“..Satu kesalahan lagi kalian lakukan.Terutama kau,Karenina.Kau memberikan permohonan maafmu,kepada seseorang yang tidak membutuhkannya..,”ucap Lina.
“..Setidaknya,biarkan aku memulilainya darimu..,”
“..Begitu,ya?Kalau begitu,aku terima permintaan maafmu,”
Lalu seisi kelas pun berdiri dan menundukan kepalanya.
“..Sudahlah,angkat kepala kalian.Setidaknya,aku tahu jika otak kalian belum dialih fungsikan..,”ucap Lina seraya berjalan menuju pintu kelas.
“..Nathalina..,apakah aku boleh bertanya..?,”ucap Karen tiba-tiba setelah dia mengangkat kepalanya.
“..Apa itu?Katakan saja,tak perlu sungkan..,”balas Lina seraya menghentikan langkah kakinya.
“..Apa yang membuatmu..melakukan semua ini..?,”
“..Pertanyaan yang bagus.Mari aku kembali bertanya kepada diri kalian masing-masing dan perankanlah seolah kalian mengalaminya sendiri..,”
Lina lalu menghela nafas panjang dan menutup kedua kelopak matanya sejenak,kemudian membukanya.Sepertinya gadis ini berasil meyakinkan dirinyu untuk melakukannya sebisa apa yang dia bisa.Dirinya lalu membalik tubuhnya dengan anggun,hingga mengakibatkan rambut perak miliknya yang anggun mengikuti pergerakan tubuhnya dengan tetap mempertahankan keanggunannya.
“..Akan ku buat ini mudah,jadi renungkanlah.Bayangkanlah,jika kalian mendapati kondisi kalian setengah mati dan tak ada yang datang menolong kalian.Namun,tiba-tiba kau didatangi oleh seseorang yang belum kalian kenal dan langsung menyelamatkan kalian,dengan diiringi tangisan harunya karena telah menyelamatkan mu..,”
“..Itu..pastinya,kita sangatlah beruntung,”
“..Ya,benar.Lalu,suatu saat kalian bertemu dengannya lagi dengan keadaan dirinya yang tengah setengah mati seperti kita dahulu.Kira-kira,apa yang akan kau lakukan?,”
“..Tentu saja,aku akan menolongnya..,”jawab cepat Karen.
“..Benarkah?Mungkin,kini kalian bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan.Walaupun sedikit,aku senang kalian bisa mengerti..,”ucap Lina seraya mengibaskan rambut peraknya dan membalik tubuhnya.
Diluar ruang kelas Begginer-4,nampak seorang pria dengan jas hitam panjangnya tengah bersender dengan berhati-hati pada muka pintu.Seorang pria yang kira-kira berumur empat-puluh-tahun,dengan rambut berwarna hitam lagam dikucir lemas kebelakang,keriput diwajahnya pun tergerak saat ia menyimpulkan senyumnya,uban putih yang samar-samar tumbuh diantara rambut hitamnya menandakan usianya kian menua.Dirinya pun menenteng kembali jurnal yang ia pegang dan membenarkan posisi berdirinya seraya bergumam bangga.
“..Sepertinya,aku tidak perlu lagi mengajarkan kepada mereka.Tentang perlunya sikap dewasa dan rasa toleransi terhadap sejarah…Sungguh,itu sangat membantu..,”ujarnya seraya beranjak dari tempatnya.
To Be Continued...